Kamis, 21 April 2011

SPIRIT HARDIKNAS 2011

Bila kita mengengok sejarah tentang hardiknas , seseorang yang paling kita ingat adalah Raden Mas Soewardi atau yang biasa kita kenal sebagai Ki Hadjar Dewantara . Beliau merupakan bapak pendidikan Nasional Bangsa Indonesia. Karena pemikirannyalah , bangsa Indonesia memiliki warisan pemikiran dasar pendidikan untuk memajukkan bangsa tanpa membedakkan agama , suku , budaya , dan status sosial . berbagai masalah selalu mengancam dunia pendidikan . Mulai dari lembaga persekolahan yang menjadi tumpuan untuk mendidik individu-individu berkualitas . Berkat jasa beliaulah, sampai saat ini kita dapat menikmati kebebasan untuk mendapatkan pendidikan setinggi-t ingginya.
Tapi bila kita kembali mengamati fenomena pendidikan yang ada dan membandingkan pendidikan kita dengan Negara lain. Apakah pendidikan di Indonesia saat ini masih terguyur spirit ki hajar dewantara? Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita harus memperhatikan satu persatu apa yang terjadi di dunia pendidikan kita saat ini.
Saat kita mencermati kehidupan pendidikan di pedesaan, wajah yang terlihat pastinya hanya sebuah sekolah dengan gedung yang sangat rapuh, atap yang bocor di mana-mana, jendela dan papan juga yang tidak terlihat perbedaannya, mana yang jendela dan mana yang papan untuk dinding sekolah. Teringat cuplikan film laskar pelangi, penggambaran sebuah sekolah di Bangka Belitung yang sangat memprihatinkan. Di dalam film tersebut merupakan salah satu contoh nyata yang menjadi saksi bahwa pendidikan di Indonesia benar-benar menyedihkan. Tidak terkecuali juga dengan budaya dan spirit belajar masyarakat di pedesaan yang kental dengan pendidikan yang tertinggal. Kemiskinan hanya membuat spirit belajar anak-anak di pedesaan tersebut menurun dan hanya bisa menerima nasib mereka bahwa mereka hanya anak desa yang tidak perlu bermimpi menjadi sang jenius.
Selain berbicara mengenai spirit belajar di pedesaan, sebaiknya kita juga harus melihat bagaimana spirit pendidikan generasi bangsa di perkotaan. Karena teknologi semakin maju jadi pelajar jadi malas belajar , dan mereka akan mencotek pada saat ulangan . Apalagi pada saat UN , karena mereka diberikan kunci jawaban lalu mereka jadi malas belajar . Kemudian, budaya hedonis yang mengakar pada anak-anak di perkotaan menjadi pemicu yang paling ampuh untuk meruntuhkan spirit belajar generasi muda saat ini. Faktor pergaulan, teknologi informasi maupun keluarga menjadi faktor pendukung penurunan spirit tersebut. Sampai saat ini spirit hardiknas yang telah diimpikan ki hajar dewantara sejak dulu masih akan dipertanyakan terus-menerus hingga generasi muda saat ini sadar bahwa mereka adalah penerus bangsa yang menentukan nasib Indonesia yang kita cintai ini.
Bila kita bertanya dalam hati, bisakah kita mempunyai komitmen dan tekad untuk belajar ? setidaknya , untuk memperoleh komitmen dan tekad guna memajukan dunia pendidikan bangsa ini . Mungkin, dari kita memiliki jawaban yang berbeda untuk pertanyaan itu. Saat ini yang kita butuhkan adalah kita harus berani untuk belajar dari Negara mana pun yang kita mau, misalnya dari Negara jepang. Spirit Bushido yang dialirkan di setiap masyarakat Jepang harusnya bisa dicontoh oleh masyarakat di Indonesia. Kita sebagai bangsa Indonesia seharusnya sudah menanamkan spirit hardiknas untuk memajukan dunia pendidikan kita . Ki Hajar Dewantara memimpikan keberhasilan pendidikan di Indonesia sejak dulu hingga saat ini dan kedepannya. Namun, sebagai bangsa Indonesia dan generasi penerus, hanya kita yang dapat menentukan apakah spirit hardiknas itu akan terus menjadi mimpi ataukan menjadi kenyataan?. Semoga Ki Hajar Dewantara suatu saat nanti bisa tersenyum melihat spiritnya yang mengalir di setiap generasi muda seperti kita.


Created by : Ria Arianti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar